Wednesday, October 1, 2014

"demi Allah, aku mencintaimu Muadz..."

 
seorang ukhti yang saya cintai keranaNya bertanya,
pandangan mengenai status fb
tentang perihal Rasulullah bersama Muadz.
 
Rasulullah ajarkan kepada Muadz,

“Wahai Mu’adz, aku mencintaimu wahai Muadz.

Maka janganlah engkau lupa pada akhir setiap shalat untuk berdoa ya Tuhanku, tolonglah aku agar bisa mengingat-Mu, berterima kasih kepada-Mu, dan memperbagusi ibadah padaMu"

Saat kita berjanji dalam lafaz rabithah,
"Bahawa hati hati ini bertemu di atas ketaatan padaMu"
Maka tegaskan kembali bahawa asal dan muara pertemuan kita di ...
jalan ini adalah untuk menjunjung ketaatan kepada Allah.

Kita mengatakan atau sangat ingin menjadi ahlu tha'ah.

Di jalan ini, kita ingin menjadi orang orang yang selalu mengutamakan ketundukan, kepasrahan kepatuhan atas segala perintah Allah swt.

Syarah Doa Rabithah.
Lili Nur Aulia
 
....
diam.
lama berfikir.
kenapa bait-bait ini terasa begitu dekat.
 
ntahla.
kadang kadang kita ini hilang sebab kenapa kita bersama.
hilang tujuan kenapa kita bertemu.
malah kadang-kadang iman yang sakit menyebabkan kita
merasakan ukhti ini, ukhti itu,
tidak masuk dengan jiwa dan peribadi kita.
 
malah boleh jadi jugak kita
merasakan akhawat kita,
tidak membantu untuk kita membesar dan rasa terbina.
 
banyaknya keadaan juga
perasaan akhawat kita korbankan,
demi memastikan ijtihad, semangat, dan planning kita menjadi.
 
maka
bila semua perasaan itu wujud,
tegaskan kembali asal dan muara pertemuan kita.
tak lain tak bukan untuk menjunjung ketaatan pada Allah.
 
tetapi ada mesej yang jauh lebih besar sebelum
Rasulullah menegur Muadz tentang asal dan tujuan hubungan mereka.
mesej yang jauh lebih menyentak sebelum Sang Rasul itu memurnikan pertemuan mereka.
 
satu bait kata yang cukup untuk buatkan diri berfikir lama,
 
"Demi Allah, aku mencintaimu Muadz..."
 
untuk hidup dalam ketaatan,
bukan mudah.
kita sedia maklum tentang perkara itu.
 
tetapi percayalah,
untuk mencintai mereka yang sama-sama berjuang
menjunjung ketaatan itu
sesuatu yang jauh mencabar.
 
 Rasulullah mencintai Muadz
sebelum sampai kepadanya bait peringatan ketaatan yang cukup indah.
 
maka,
aku berdoa untuk hati kita,
sentiasa ikhlas dalam mencinta,
ruh kita sentiasa diakrabkan oleh iman.
walaupun jasad kita beribu batu.